JAKARTA – Pemerintah dipastikan terus berkolaborasi dengan platform digital untuk mempercepat digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, mengatakan, digitalisasi UMKM merupakan salah satu upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19.
Baca juga:
8 Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal
|
"Pemerintah berkolaborasi dengan berbagai platform digital untuk membantu UMKM mendapat manfaat optimal melalui digitalisasi, " ujar Menkominfo di Jakarta, pada Rabu (22/12/2021).
Lebih lanjut Menkominfo menjelaskan, tren digitalisasi UMKM dan usaha lainnya merupakan suatu keniscayaan sebagai strategi mempertahankan usaha ditengah pandemi.
Hal ini terlihat dari jumlah UMKM yang terdigitalisasi tercatat melonjak dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi, atau mencapai sekitar 16, 4 juta.
“Ekonomi digital akan terus tumbuh dan menjadi tumpuan dalam perdagangan atau ekonomi global, ” kata Johnny.
Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif (Stafsus Menkop UKM Bidang PEK), Fiki Satari, mengatakan, pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan bagi UMKM dalam skala yang tidak pernah dialami sebelumnya.
Digitalisasi dinilai menjadi salah satu strategi kunci UKM bertahan dan tumbuh di masa pandemi.
Dalam hal ini, dibuktikan dari data Bank Dunia (World Bank), yakni 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik.
Sedangkan menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univerrsitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan Tokopedia, pada 2020, digitalisasi membuat tujuh dari 10 pelaku usaha mengalami peningkatan volume penjualan.
Data tersebut juga mencatat adanya pertumbuhan nilai transaksi produk kesehatan hingga 154 persen, makanan minuman 106 persen, dan elektronik 24 persen.
"Awal COVID-19 sudah ada delapan juta UMKM terdigitalisasi, kemudian sejak dicanangkan BBI (Bangga Buatan Indonesia), UMKM terdigitalisasi menjadi menjadi 16, 4 juta UMKM hingga Oktober 2021, " kata Fiki.
Namun, lanjut FIki, baru 15 persen UMKM yang memanfaatkan platform lokapasar (marketplace) e-commerce.
"Hanya satu dari lima UMKM yang telah menggunakan platform daring untuk memasarkan produknya dan tidak menemukan isu dalam penggunaan platform, " tutur Fiki.(***)